Rehabilitasi Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Abipraya Pastikan Pembangunan Tepat Waktu

23 September 2022


Jakarta, 23 September 2022 - Pasca gempa sebesar 6,2 magnitudo yang mengguncang Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat pada Januari 2021 lalu, banyak bangunan-bangunan pemerintah, fasilitas dan hunian masyarakat yang runtuh dan rusak. Kantor Gubernur Sulawesi Barat adalah salah satu bangunan yang rusak terdampak bencana dan saat ini sedang dibangun kembali oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Memastikan pembangunannya berjalan dengan lancar, Komisaris Utama Brantas Abipraya, Haryadi datang meninjau proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Gedung Sulbar (22/9).

 

“Resmi dibangun ditandai dengan ground breaking pada 1 September lalu, kami pastikan Brantas Abipraya dapat memenuhi target pekerjaan tuntas faster, better, cheaper, safer for giving the best,” ujar Haryadi, Komisaris Utama Brantas Abipraya.

 

Ditambahkan Haryadi bahwa dalam pelaksanaan pembangunan Kantor Gubernur Sulbar, ruang lingkup pekerjaan Brantas Abipraya meliputi pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, serta pekerjaan Mechanical, Electrical dan Plumbing (MEP), juga pekerjaan landscape yaitu penanaman rumput gajah, perkerasan pedesreian, pergola sepeda, sistem IPAL, dan pekerjaan power house. Dibangun dengan masa pelaksanaan 390 hari kalender dan 180 hari kalender masa pemeliharaan, Kantor Gubernur ini nantinya akan dibangun tiga lantai.

 

Dibangun di atas lahan seluas 12.5001 meter persegi (m2), bangunan ini memiliki total luas bangunan 9.683 m2 dengan luas lantai 1 sebesar 2.663 m2; lantai 2 dan 3 seluas 2.557 m2, serta luas lantai atap sebesar 1.869 m2.

 

Sebagai tambahan informasi, gempa di Mamuju yang terjadi tahun lalu ini berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2,98 LS-118,94 BT pada kedalaman 10 kilometer. Gempa susulan dengan magnitudo 6,2 kembali terjadi dan getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makassar dan Palu sehingga mengakibatkan sejumlah gedung rusak, termasuk Rumah Sakit Mamuju, Kantor Gubernur Sulawesi Barat dan RSUD Mamuju. Gempa ini juga mengakibatkan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, sehingga akses jalan terputus. 

 

Selain merehabilitasi bangunan, aksi tanggap darurat yang dilakukan Brantas Abipraya pasca gempa untuk membangkitkan Sulawesi Barat lainnya adalah mengerahkan alat berat untuk membongkar reruntuhan bangunan rumah dan gedung, tumpukan beton dan besi-besi. 

 

“Ini adalah bukti komitmen Brantas Abipraya yang selalu hadir untuk negeri, membangun kembali Mamuju dan Majene untuk pulihkan infrastruktur pasca gempa. Kami akan kebut penyelesaian pembangunannya agar manfaat dapat segera dirasakan dan dapat menunjang produktivitas dan perekonomian di Sulawesi Barat,” tutup Haryadi.